Tekanan kompresi merupakan salah satu faktor penting dalam kinerja mesin kendaraan. Setiap silinder dalam mesin memiliki tekanan kompresi yang ideal agar mesin dapat bekerja dengan efisien. Tekanan kompresi yang diijinkan untuk masing-masing silinder dapat berbeda tergantung pada beberapa faktor, termasuk jenis mesin (bensin atau diesel), kondisi mesin, dan spesifikasi pabrikan.
Pengertian Tekanan Kompresi
Tekanan kompresi adalah tekanan yang dihasilkan oleh piston saat menekan campuran udara dan bahan bakar dalam silinder pada mesin bensin, atau hanya udara pada mesin diesel, dari posisi Titik Mati Bawah (TMB) ke Titik Mati Atas (TMA).
Jenis Tekanan Kompresi
Ada dua jenis tekanan kompresi:
- Tekanan kompresi motorik: Diukur dengan alat ukur compression gauge saat mesin tidak beroperasi.
- Tekanan kompresi pembakaran: Diukur saat mesin sedang beroperasi dan biasanya lebih tinggi daripada tekanan kompresi motorik.
Standar Tekanan Kompresi
Mesin tidak dapat bekerja dengan baik jika tekanan kompresi berada di bawah 100PSI / 7BAR / 7.2kg/cm². Kebanyakan mesin bensin bekerja dengan baik antara 140PSI (9.5BAR) hingga 220PSI (15BAR) tergantung spesifikasi standar masing-masing model/merek mesin.
Perbedaan Tekanan Kompresi yang Diijinkan
Perbedaan tekanan kompresi yang diijinkan untuk masing-masing silinder biasanya tidak boleh melebihi 0,5 kg/cm². Ini penting untuk memastikan bahwa setiap silinder dapat berkontribusi secara efektif terhadap tenaga keseluruhan mesin.
Kesimpulan
Pemahaman yang baik tentang tekanan kompresi dan perbedaan yang diijinkan antar silinder sangat penting untuk pemeliharaan mesin yang tepat. Pengukuran tekanan kompresi secara berkala dapat membantu dalam mendeteksi masalah mesin sejak dini dan memastikan bahwa mesin beroperasi pada kondisi optimal.